Bersyukur-lah

Terkadang memang ada suatu waktu dimana kita menyesal dan mengutuki apa yang telah terjadi. Entah siapa yang disalahkan tapi kita berusaha menghakimi apa yang sudah terjadi.

Hal itu menyebabkan lupa. Lupa dengan apa yang seharusnya selalu dilakukan. Lupa untuk bersyukur.

Bersyukur itu mempunyai banyak manfaat. Bersyukur itu salah satu kunci ampuh untuk menjadi pribadi yang lebih bijak. Lebih menghargai orang lain. Lebih ikhlas. Menjaga hati agar tidak menjadi orang yang sombong. Menjaga hati dari sifat yang tidak pernah merasa puas.

Saya, mengakui bahwa sering waktu saya mengutuki apa yang terjadi. Menyesali dan menyalahkan meskipun saya tahu tidak ada yang bisa disalahkan. Dan ketika saya berada di fase tersebut, saya mencari beberapa hal yang substansial dalam hidup saya yanh paling saya syukuri.

Saya jadi teringat percakapan di masjid dengan teman saya, Rusdi. Ia menanyakan dua hal. Yang pertama ia bertanya

"bagaimana kamu menyikapi suatu kalimat » 'manusia diciptakan untuk dimusnahkan'"

Dan saya berkata bahwa saya yakin bahwa setiap kejadian ada sebab dan alasan. Termasuk penciptaan manusia. Tidak mungkin manusia diciptakan untuk dimusnahkan tanpa ada alasan. Meskipun pada akhirnya manusia harus mati, saya yakin semua ini mempunyai maksud dan tujuan yang jelas. Ini membuat nalar saya kembali bekerja dan menyimpulkan bahwa fase-fase kehidupan baik kegagalan dan keberhasilan mempunyai maksud dan tujuan tersendiri. Jangan mengutuki keadaan, tapi mempelajari keadaan.

Dan pertanyaan kedua, ia menanyakan "hal apa saja yang selalu membuat saya bersyukur?"

Hal yang membuat saya bersyukur adalah saya dilahirkan sebagai seorang muslim dan saya dilahirkan di sebuah keluarga yang mampu membiayai pendidikan saya setinggi ini dan sebagus ini. Banyak hal yang membuat saya tersadar bahwa saya sangat cukup beruntung hingga saya bisa mengetik tulisan ini.
Mengingat dua pertanyaan tersebut membuat saya kembali bersemangat dan bersyukur dengan apa yang sudah diberikan oleh Allah SWT.

Mungkin anda yang sedang membaca ini berada dalam fase tidak bisa bersyukur? Nah anda bisa merekonstruksi kembali pikiran tersebut. Bersyukur tidak semudah saya menulis tulisan ini. Sulit bukan berarti tidak bisa dilakukan, kan?

Dan jangan kira saya bisa bersyukur semudah ini, karena saya masih belajar dan terus belajar untuk mensyukuri apapun yang terjadi dan berusaha menjadi lebih bijak.