RSS

aku berubah?



Titit.. titit.. dua pesan diterima...
Hmmm... malam ini aku merasa berbeda. Aku nggak jadi Ayub, Harits, Ubi yang sebenarnya. Sebenarnya aku ngerasa kayak gini nggak mulai malam ini, tapi mulai beberapa minggu yang lalu sepertinya atau bulan, bahkan tahun. Gejala perubahan ini berlangsung lambat, besar, namun aneh. Seperti banyak orang tahu pada dasarnya aku itu anak yang konyol, aneh, dan mungkin nggak cocok ikut debat masalah tentang politik, pendidikan dan lain sebagainya. Bagaimana mau ikut debat? Ikut organisasi saja aku tidak berminat. Aku cuma nggak ingin pikiranku terkontaminasi ideologi dari masing-masing organisasi, menganggap ideologi organisasiku benar misalnya, bisa juga mengangkap pemikiran tokoh ini selalu benar. Disamping itu, aku juga punya alasan lain kenapa aku nggak ikut organisasi. Nih aku ceritain kisahnya, bukan tentangku tapi tentang kawan seperjuangan alias teman satu kampus. Pada suatu hari terdapat seoarang pemuda dari pulau garam yang menuntut ilmu di daerah penghasil tembakau, sebut saja Q dan R. Mereka berdua awalnya bersahabat, sampai suatu ketika pada waktu dimana mereka memilih jalan masing-masing. disini jalan dalam artian organisasi. Si Q memilih organisasi Hijau dan Si R memilih organisasi kuning. Organisasi hijau ini memang berbeda ideologi dengan organisasi kuning, tapi dalam ranah yang sama. Mereka disulap menjadi orang handal dalam berbicara soal politik sesuai apa yang ditanamkan seniornya. Meskipun tidak secara gamblang Si R menilai bahwa Si Q salah, begitupun sebaliknya. perpecahan itu tetap saja terlihat jelas. Dimana yang awalnya mereka selalu bersama, menjadi mereka selalu berdebat bahakan jalan berjauhan. Bukan cuma itu saja, adapula organisasi merah. Ini organisasi yang mendominasi di jurusanku, mulai atas hingga bawah hampir menganut ideologi ini. Mereka memiliki pandangan bahwa tokoh ini selalu benar, hebat, dan membela kaum lemah. Padahal menurutku ada juga keburukannya, bobrok malah.
Nah, sebenarnya ceritanya masih panjang, tapi berhubung males cerita panjang yaudah dipendekin aja. Heheheh....
Kembali ke awal tulisan... hapeku berdering, terdapat dua pesan dari dua orang yang berbeda. Orang pertama berinisial D, dia partnerku hihihi... orang kedua berinisial E. Awalnya D cerita tentang kegiatan kampus, tapi ujungnya sampai diperdebatan penampilan Dance di kegiatan kampus. Aku disini sebagai pihak yang kontra. Kenapa aku tidak setuju? Karena  dance itu mengandung nilai yang negatif menurutku. Disana ditampilkan bayangan mahasiswi yang meliuk-liuk dibelakang layar, pantaskah? Bukankah ini lembaga pendidikan? Kenapa tontonannya seperti ini? Yang menonton orang terdidik kan?. Dan Si D sebagai pro. Dia berpendat seni tidak pernah salah. Perdebatan melalui pesan singkat terjadi tidak panjang namun berbobot. Perdebatan ini berakhir ketika Si D mengirimkan balasan berupa ”huu anak ini. Kenapa jadi idealis banget sekarang?” ini jadi poin pertama perubahan.
Sekarang cerita tentangpesan dari Si E. Dia curhat kalau dirinya selalu merasa terkucilkan oleh  kawan sebayanya, ter-bully gitu dah mulai SD sampai Kuliah. Ya sebagai teman yang baik aku ngasih saran dan semangat lah. Sedang asik-asiknya memberi nasehat layaknya Mario Teguh, dia malah ngirim pesan “kamu sekarang kok jadi bijak gini y? Padahal di kampus longor puol :P “ lalu aku membalas “pada akhirnya seseorang akan hanya akan dikenal dari pengaruh yang tertanam pada orang lain” . catat! Ini poin kedua
Dan ini, ini akhir dari awal perubahanku.  Aku menulis status di Facebook “Kita sibuk menyebarkan ideologi anti kapitalis. Tapi kita sendiri juga menikmati kapitalis... Belanja di minimarket misalnya. #TalkLessDoMore” gara-gara status ini dua aktivis sepertinya merasa tertarik untuk mengomentari. Emskipun tidak sampai terjadi perdebatan, tidak hanya dua orang itu teman-temanku juga ikut mengomentarinya meskipun hanya berisi candaan, mungkin karena aku suka bercanda. Dari sini aku mulai ngerasa kalau aku sebenarnya pengen berpendapat, mempunyai pandangan sendiri, menunjukan bahwa diriku juga bisa berubah dari seorang ayub yang longor, konyol, pendiam, penakut menjadi orang yang berpendirian. Seperi yang aku bilang tadi. pada akhirnya seseorang akan hanya akan dikenal dari pengaruh yang tertanam pada orang lain...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments: